Rabu, 21 Maret 2012

makalah tematik




MENJELASKAN PENGERTIAN PEMETAAN TEMA DAN MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP ,PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN TEMA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
"Pembelajaran Tematik"




DISUSUN OLEH:
Dwi Wahyuningdyah            (210609033)

DOSEN PENGAMPU :
Kurnia Hidayati

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO







BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
      Pelaksanaan model tematik bagi siswa SD/MI di kelas I – III  salah satunya berdasarkan pada kondisi psikologis siswa kelas I – III yang memandang segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Sangat sulit bagi mereka untuk memahami dan membedakan berbagai konsep. Air, sebagai contoh, dipandang sebagai zat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bila guru menjelaskan air secara hakekat dan terpisah dengan konsep-konsep lain (seperti konsep air dalam ilmu kimia), siswa akan mengalami kesulitan memahaminya. Dalam pembelajaran lebih baik bila konsep air dikaitkan dengan konsep bersuci dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, konsep kebersihan dalam mata pelajaran IPA, konsep transportasi air dalam pelajaran IPS, bahkan dalam pelajaran kesenian pun guru dapat menyampaikan makna dan kegunaan air dalam suatu nyanyian/ lagu. Gerakan ombak air laut pun dapat diekspresikan siswa melalui gerakan ritmik mengikuti gerak tari untuk memperkuat otot lengan dan hasta dalam pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
      Fenomena banyak siswa yang tinggal kelas pada kelas I – III juga dijadikan dasar bagi pengambil kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik sangat membantu siswa yang tidak berasal dari pendidikan pra sekolah untuk mulai belajar di bangku formal. Pelajaran yang disajikan tanpa adanya pemilahan mata pelajaran menyebabkan siswa belajar tanpa sadar berbagai hal dalam satu kali pembelajaran. Hal ini sangat menguntungkan bagi siswa, yaitu belajar tanpa beban dan learning by playing. Bermain adalah kegiatan yang paling disukai oleh anak-anak.
      Pembelajaran tematik menekankan pada pemberian pengalaman langsung (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak (Depdiknas, 2006). Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa usia SD/MI kelas I -III masih sangat tergantung pada respon indera, artinya apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan sangat mendominasi apa yang mereka pahami. Implikasi kepada pembelajaran di kelas adalah penggunaan metode dan bahan belajar yang mendukung kepada penerimaan sensorik pancaindera. Mereka sangat mudah melakukan duplikasi terhadap segala apa yang mereka lihat. Guru di kelas adalah role model yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa dan intelektual mereka di masa depan.
      Hal-hal di atas dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik kepada siswa SD/MI kelas awal (kelas I – III). Diharapkan dengan pembelajaran yang sesuai keberhasilan pencapaian kompetensi yang tercantum dalam Standar Isi (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) lebih baik. Pembelajaran tematik telah menjadi kesepakatan bagi kita. Kita sebagai guru, berniat memulai langkah awal pendidikan siswa kita di kelas awal pendidikan dasar  dengan formula tematik. Usaha sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang diusahakan.





BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Dasar Pemetaaan Tema
A.    Pengertian Pemetaan Tema
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang di sepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda.

B.       Cara menentukan tema
1.      Cara pertama :
a.       Menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam      indikator      beberapa mata pelajaran di kelas I-III di MI/SD
b.      Membuat pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam tema-tema pembelajaran
c.       Membuat pemetaan keterhubungan tema-tema pembelajaran dengan KD dan Indikator yang telah dikembangkan

2.       Cara kedua
a.       Guru mengidentifikasi tema-tema untuk pengikat keterpaduan sesuai kebutuhan madrasah dan siswa-siswi.
b.      Guru memetakan keterhubungan tema dengan KD dan indikator dari lima mata pelajaran umum di MI/SD

3.      Persyaratan Penentuan tema
a.       Penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai disiplin ilmu
b.       Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai sasaran materi pelajaran dan prosedur penyampaian.
c.       Tema sesuai dengan karakteristik belajar siswa-siswi sehingga perkembangan anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
d.       Tema harus bersifat cukup problematik sehingga kemungkinan luas untuk melaksanakan kegiatan belajar yang lebih efektif dibanding dengan proses belajar mengajar yang konvensional.

Prosedur Penetapan Tema
1.      Menumbuhkan minat siswa-siswi pada suatu tema :
2.      Mempertimbangkan sumber-sumber yang diperlukan. Bila perlu guru       mempersiapkan rencana antisipasi, misalnya karya wisata.
3.      Mengidentifikasi apa yang telah diketahui oleh siswa-siswi dan apa     saja yang ingin diketahui
4.      Menentukan fokus pada tema tertentu, pemahaman, nilai-nilai, pengetahuan, atau sikap
5.      Menentukan cara-cara untuk melakukan eksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan mempertimbangkan ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki siswa-siswi
6.      Mengumpulkan sumber-sumber belajar
7.      Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan fokus
8.      Penilaian yang dilakukan berulang-ulang dan mengkaji hasilnya pada kegiatan akhir

Model Penetapan Tema
1.      Tema ditentukan oleh guru dan dikembangkan dalam sub-sub tema
2.      Tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa-siswi
3.      Tema ditentukan oleh siswa-siswi


C.    Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema
  1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi
  2. Dari yang termudah menuju yang sulit
  3. Dari yang konkrit menuju ke yang abstrak. Anak tidak belajar hal yang abstrak
  4. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa-siswi dan membangun pemahaman konsep karena adanya sinergi pemahama antar konsep yang dikemas dalam tema.
  5. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa-siswi, termasuk minat dan kebutuhan
  6. Tema yang dipilih, dapat mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan (kognitif, keterampilan, dan sikap



BAB III
KESIMPULAN

1.      Pengertian konsep dasar pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang di perpadukan dalam tema yang di pilih.
2.       Cara menentukan tema, guru harus mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dari tiap-tiap mata pelajaran . guru harus menetapkan terlebih dahulu tentang tema-tema yang pengikat keterpaduan.
3.      Persyarat penentuan tema dan prosedur penentuan tema.
4.      Model penetapan tema, bahwa tema di tentukan oleh guru kemudian di kembangkan dalam su tema, tema di tentukan bersama-sama antara guru dan siswa, tema di tentukan oleh siswa-siswi.
5.      Prinsip pengembangan tema
a)      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi
b)      Dari yang termudah ke hal yang sulit.
c)      Dari yang kongkrit ke yang abstrak.
d)     Tema yang di pilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa-siswi.
e)      Ruang lingkup siswa harus di sesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa –siswi.
f)       Tema yang di pilih harus dapa mengembangkan ranah sasaran pendidikan secara bersamaan .





BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Pembelajaran Tematik LAPIS PGMI