MENJELASKAN PENGERTIAN PEMETAAN TEMA DAN MENGIDENTIFIKASI
PRINSIP-PRINSIP ,PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN TEMA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
"Pembelajaran Tematik"
DISUSUN OLEH:
Dwi Wahyuningdyah (210609033)
DOSEN PENGAMPU :
Kurnia Hidayati
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelaksanaan
model tematik bagi siswa SD/MI di kelas I – III
salah satunya berdasarkan pada kondisi psikologis siswa kelas I – III
yang memandang segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).
Sangat sulit bagi mereka untuk memahami dan membedakan berbagai konsep. Air,
sebagai contoh, dipandang sebagai zat yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Bila guru menjelaskan air secara hakekat dan terpisah dengan konsep-konsep
lain (seperti konsep air dalam ilmu kimia), siswa akan mengalami kesulitan
memahaminya. Dalam pembelajaran lebih baik bila konsep air dikaitkan dengan
konsep bersuci dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, konsep kebersihan
dalam mata pelajaran IPA, konsep transportasi air dalam pelajaran IPS, bahkan
dalam pelajaran kesenian pun guru dapat menyampaikan makna dan kegunaan air
dalam suatu nyanyian/ lagu. Gerakan ombak air laut pun dapat diekspresikan
siswa melalui gerakan ritmik mengikuti gerak tari untuk memperkuat otot lengan
dan hasta dalam pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
Fenomena
banyak siswa yang tinggal kelas pada kelas I – III juga dijadikan dasar bagi
pengambil kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
sangat membantu siswa yang tidak berasal dari pendidikan pra sekolah untuk
mulai belajar di bangku formal. Pelajaran yang disajikan tanpa adanya pemilahan
mata pelajaran menyebabkan siswa belajar tanpa sadar berbagai hal dalam satu
kali pembelajaran. Hal ini sangat menguntungkan bagi siswa, yaitu belajar tanpa
beban dan learning by playing. Bermain adalah kegiatan yang paling
disukai oleh anak-anak.
Pembelajaran tematik menekankan pada
pemberian pengalaman langsung (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak (Depdiknas, 2006). Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa usia SD/MI
kelas I -III masih sangat tergantung pada respon indera, artinya apa yang
mereka lihat, dengar, dan rasakan sangat mendominasi apa yang mereka pahami.
Implikasi kepada pembelajaran di kelas adalah penggunaan metode dan bahan
belajar yang mendukung kepada penerimaan sensorik pancaindera. Mereka sangat
mudah melakukan duplikasi terhadap segala apa yang mereka lihat. Guru di kelas
adalah role model yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa dan
intelektual mereka di masa depan.
Hal-hal di
atas dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik kepada
siswa SD/MI kelas awal (kelas I – III). Diharapkan dengan pembelajaran yang
sesuai keberhasilan pencapaian kompetensi yang tercantum dalam Standar Isi
(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) lebih baik. Pembelajaran tematik telah
menjadi kesepakatan bagi kita. Kita sebagai guru, berniat memulai langkah awal
pendidikan siswa kita di kelas awal pendidikan dasar dengan formula tematik. Usaha sungguh-sungguh
akan membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang diusahakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep
Dasar Pemetaaan Tema
A.
Pengertian
Pemetaan Tema
Pemetaan
tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pada model pembelajaran ini
guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang di sepakati dan
dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa-siswi memperoleh
pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang
berbeda-beda.
B.
Cara
menentukan tema
1. Cara
pertama :
a. Menjabarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator beberapa mata pelajaran di kelas I-III di
MI/SD
b. Membuat
pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam tema-tema pembelajaran
c. Membuat
pemetaan keterhubungan tema-tema pembelajaran dengan KD dan Indikator yang
telah dikembangkan
2. Cara kedua
a. Guru
mengidentifikasi tema-tema untuk pengikat keterpaduan sesuai kebutuhan madrasah
dan siswa-siswi.
b. Guru
memetakan keterhubungan tema dengan KD dan indikator dari lima mata pelajaran
umum di MI/SD
3. Persyaratan
Penentuan tema
a. Penentuan
tema merupakan hasil ramuan dari berbagai disiplin ilmu
b. Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai
sasaran materi pelajaran dan prosedur penyampaian.
c. Tema
sesuai dengan karakteristik belajar siswa-siswi sehingga perkembangan anak dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
d. Tema harus bersifat cukup problematik sehingga
kemungkinan luas untuk melaksanakan kegiatan belajar yang lebih efektif dibanding
dengan proses belajar mengajar yang konvensional.
Prosedur Penetapan Tema
1.
Menumbuhkan minat siswa-siswi pada
suatu tema :
2. Mempertimbangkan
sumber-sumber yang diperlukan. Bila perlu guru mempersiapkan rencana antisipasi,
misalnya karya wisata.
3. Mengidentifikasi
apa yang telah diketahui oleh siswa-siswi dan apa saja yang ingin diketahui
4. Menentukan
fokus pada tema tertentu, pemahaman, nilai-nilai, pengetahuan, atau sikap
5. Menentukan
cara-cara untuk melakukan eksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan mempertimbangkan
ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki siswa-siswi
6. Mengumpulkan
sumber-sumber belajar
7. Mengacu
pada pertanyaan-pertanyaan fokus
8.
Penilaian yang dilakukan
berulang-ulang dan mengkaji hasilnya pada kegiatan akhir
Model Penetapan
Tema
1. Tema
ditentukan oleh guru dan dikembangkan dalam sub-sub tema
2. Tema
ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa-siswi
3. Tema
ditentukan oleh siswa-siswi
C.
Prinsip
Pengembangan dan Pemilihan Tema
- Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan
siswa-siswi
- Dari yang termudah menuju yang sulit
- Dari yang konkrit menuju ke yang abstrak. Anak tidak
belajar hal yang abstrak
- Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya
proses berpikir pada diri siswa-siswi dan membangun pemahaman konsep
karena adanya sinergi pemahama antar konsep yang dikemas dalam tema.
- Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan
perkembangan siswa-siswi, termasuk minat dan kebutuhan
- Tema yang dipilih, dapat mengembangkan tiga ranah
sasaran pendidikan secara bersamaan (kognitif, keterampilan,
dan sikap
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian
konsep dasar pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang di perpadukan dalam tema yang di
pilih.
2. Cara menentukan tema, guru harus mempelajari
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dari tiap-tiap mata
pelajaran . guru harus menetapkan terlebih dahulu tentang tema-tema yang
pengikat keterpaduan.
3. Persyarat
penentuan tema dan prosedur penentuan tema.
4. Model
penetapan tema, bahwa tema di tentukan oleh guru kemudian di kembangkan dalam
su tema, tema di tentukan bersama-sama antara guru dan siswa, tema di tentukan
oleh siswa-siswi.
5. Prinsip
pengembangan tema
a) Memperhatikan
lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi
b) Dari
yang termudah ke hal yang sulit.
c) Dari
yang kongkrit ke yang abstrak.
d) Tema
yang di pilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri
siswa-siswi.
e) Ruang
lingkup siswa harus di sesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa –siswi.
f) Tema
yang di pilih harus dapa mengembangkan ranah sasaran pendidikan secara
bersamaan .
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran Tematik LAPIS PGMI